Sabtu, 16 Januari 2016

Cara Membuat Foto Panning Menggunakan Smartphone ASUS Zenfone 2


Hallo sobat Photography
Kali ini saya menjelaskan bagaimana membuat Foto Panning menggunakan perangkat Smartphone ASUS Zenfone 2. Mungkin sebagian sobat Photography sudah mengetahui caranya, kebanyakan menggunakan Kamera DSLR.

Panning adalah salah satu teknik fotografi yang digunakan untuk membekukan gerakan pada benda yang bergerak. Cara melakukan panning adalah dengan menggerakkan kamera searah dengan arah gerakan obyek yang ingin dibidik sehingga obyek akan tampak fokus, sementara background akan tampak kabur/blur. 

Pertanyaannya??
Bagaimana Caranya kita membuat foto Panning jika kita menggunakan Kamera Smartphone???

Cara melakukan panning dapat dibilang cukup mudah kok. Prinsipnya sama dengan penggunaan Kamera DSLR dan Kamera Smartphone yang digunakan mendukung mode manual setting (Smartphone Merk apa saja), pada kesempatan ini saya menggunakan ASUS Zenfone 2 ZE550ML, bisa dibilang di sisi kamera pada smartphone ini sangat memuaskan buat saya yang hobby pada Photography.

Ok, kembali pada topik
Pertama-tama yang harus dipersiapkan adalah:
1. Niat, karena prinsip saya "Photography itu bukan apa yang kamu dilihat, tapi apa yang kamu rasakan.
2. Smartphone, yang mendukung Mode Manual Setting (ASUS Zenfone 2 ZE550ML)
3. Tripod, tidak terlalu wajib sih
4. Objek yang di Foto, haruslah yang bergerak cepat. (Mobil atau motor yang sedang melaju dan juga aktivitas olahraga atau orang yang sedang lari)
5. Kesabaran, ini yang paling penting karena bagi pemula ini awalnya akan membuat anda stress jika tidak mendapatkan hasil yang bagus.

Ok,Jika kalian sudah mempersiapkan itu semua mari kita mulai, pada kesempatan ini objek yang saya ambil adalah kendaran mobil  yang sedang melaju.
Pada saat kalian mengaktifkan Kamera pada smartphone pastikan kalian afktifkan fitur Manual,
untuk setting shutter speed saya menggunakan 1/60 detik, sebenarnya ini tergantung objeknya.

Namun ini harus disesuaikan pada kondisi di lapangan.
-Orang joging/ sepeda biasa dijalanan: 1/20 detik
-Sepeda gunung uphill/downhill: 1/30 sampai 1/50 detik
-Mobil: sekitar 1/50 detik dan 1/60 detik
-Balapan motor/mobil : 1/100 sampai 1/200 detik

Setting ISO tergantung kondisi di lapangan, biasanya jika terlalu siang tidak terlalu bagus pada smartphone ini, mesti dibutuhkan filter ND. jadi saya merekomendasikan waktu yang tepat mengambil foto panning adalah pada Pagi hari dan Sore hari saat cahaya tidak terlalu berlebihan dan untuk fokus gunakan auto fokus sebelumnya saya sudah fokuskan pada titik tengah saat dimana objek nantinya akan lewat.

Selanjunya,Kita harus memastikan memiliki cukup ruangan agar kamera Smartphone bisa mengikuti arah gerakan subyek tanpa ada benda (atau orang) yang menghalangi didepan kita. Agar subyek tetap terlihat tajam, gerakan Kamera smartphone harus tenang dan stabil dan arahnya hanya pada sumbu horisontal: dari kanan ke kiri atau sebaliknya tanpa diikuti naik/turun.
Pilih objek yang bergerak dan memiliki background yang cerah dan memiliki warna-warna yang menarik, banyak detail dan memungkinkan fokus terarah pada subjek untuk mendapatkan foto panning yang memiliki background yang menarik.

Beberapa Foto Panning mengguanakan ASUS Zenfone2 yang berhasil saya abadikan.
Lokasi pengambilan jalan Tol Serpong-Jakarta
Waktu pengambilan Sore Hari (17.00 - 18.00).







Selamat Mencoba
Salam Hormat, Salam Photography
@supartoyo
"One Shoot, One Photo"






Senin, 28 Desember 2015

POTRET KEHIDUPAN

Photo by Supartoyo
with Canon EOS 600 D
-B/W Photography
-Human Interest
-Kota Tua Jakarta
------------------------------
Sedang menunggu pengunjung yang haus untuk membeli dagangannya

Musisi Kota Tua sedang menyanyikan lagu untuk menghibur pengunjung

Menunjukan sebuah kesenian

Sedang menunngu sebuah Kereta di stasiun Tanjung Bandan

Sedang mendiskusikan sebuah kesenian boneka

MACRO PHOTOGRAPHY

Photo by SUPARTOYO
with Canon EOS 600 D
-------------------------------
ISO 800
F/5.6
S 1/800
FL 179mm
ISO 400
F/5.6
S 1/200
FL 250mm
ISO 100
F/0.0
S 1/10
FL 50mm
ISO 100
F/5.6
S 1/20
FL 250mm
ISO 100
F/5.6
S 1/320
FL 250mm
ISO 100
F/ auto
S 1/160
FL 50mm
ISO 400
F/ auto
S 1/400
FL 50mm

ISO 400
F/ 5.0
S 1/250
FL 135mm

ISO 800
F/ 5.0
S 1/80
FL 116mm

ISO 800
F/ 5.0
S 1/80
FL 116mm
ISO 800
F/ 5.6
S 1/640
FL 50mm
ISO 100
F/ 5.6
S 1/250
FL 250mm
ISO 100
F/ 5.6
S 1/200
FL 250mm
ISO 100
F/ 5.6
S 1/800
FL 250mm

Senin, 18 Juni 2012

DI BALIK KOKOHNYA GUNUNG


Ketika berbicara tentang gunung, banyak hal akan terlintas dalam benak kita, di antaranya gunung api yang meletus dengan dahsyatnya. Kekuatan letusan gunung berapi mampu menimbulkan gempa hebat, gelombang tsunami, maupun muntahan lahar yang meluluhlantakkan apa pun yang diterpanya... 

Namun, apakah ini berarti bahwa ketiadaan gunung akan menghilangkan bencana alam yang kerap kali menelan korban jiwa ini, dan menjadikannya lebih aman untuk dihuni? Fakta menunjukkan sebaliknya. Bumi yang rata akibat ketiadaan gunung ternyata justru akan menghancurkan segala yang ada.
Kerak bumi adalah lapisan permukaan tempat kita sehari-hari berjalan dan membangun rumah dengan aman. Tetapi, kerak bumi ternyata tidak diam alias bergerak di atas suatu lapisan lain yang dinamakan mantle (jaket), yang lebih padat dari kerak bumi. Jika tidak ada perangkat yang mengendalikan pergerakan kerak bumi ini, maka goncangan dan gempa terus-menerus akan terjadi di bumi, yang tentu menjadikannya tempat yang benar-benar tak dapat dihuni. Namun, keberadaan gunung-gunung dan struktur perpanjangannya yang menghujam jauh ke dalam bumi berperan besar mengurangi pergerakan lapisan di bawah permukaan tanah, sehingga mencegah atau memperkecil goncangan yang diakibatkannya.

Proses pembentukan gunung akibat tumbukan lempengan-lempengan kerak bumi.
Gunung-gunung di bumi terbentuk akibat pergerakan dan tubrukan antar-lempengan raksasa yang membentuk lapisan kerak bumi (lihat gambar). Ketika dua lempengan saling bertubrukan, salah satunya biasanya akan menerobos di bawah lempengan yang kedua. Lempengan kedua yang berada bagian atas terdorong ke atas sehingga membentuk punggung gunung. Pada saat bersamaan, lempengan yang berada di bawah terus menembus, menghujam ke bawah, dan membentuk perpanjangan yang jauh ke dalam bumi. Ini berarti gunung memiliki semacam akar berupa perpanjangan yang menancap dan menghujam ke dalam bumi. Bagian ini sama besarnya dengan punggung gunung yang tampak menjulang tinggi di atas permukaan bumi. Dengan kata lain, gunung tertancap dan mengakar kokoh pada bagian kerak bumi yang disebut mantle (jaket).
Jadi, gunung mencengkeram lempengan-lempengan bumi dengan memanjang ke atas dan ke bawah permukaan bumi. Dengan demikian gunung menembus dan menancap pada tempat bertemunya lempengan-lempengan tersebut. Dengan cara ini, gunung mencegah kerak bumi bergerak atau bergeser secara terus-menerus di atas lapisan magma atau di antara lapisan-lapisannya. Singkatnya, kita dapat menyamakan gunung sebagaimana paku atau pasak yang menancap dan mencengkeram lembaran-lembaran papan kayu dengan erat dan kokoh. Kerak bumi yang bersifat mudah bergerak ini diredam oleh gunung, sehingga mampu mencegah guncangan hingga batas tertentu.
Gunung yang tampak kokoh perkasa juga memiliki peran lain dalam menjaga keseimbangan di bumi, terutama dalam penyebaran panas. Perbedaan suhu antara khatulistiwa dan wilayah kutub bumi adalah sekitar 100oC. Jika perbedaan suhu tersebut terjadi di permukaan bumi yang rata, maka ini akan memunculkan aliran udara berupa badai angin sangat kencang berkecepatan hingga 1000 km (621 mil) per jam yang akan menghancurkan bumi. Namun, permukaan bumi yang tidak rata mampu menahan aliran angin kencang yang dimunculkan oleh perbedaan suhu ini. Jajaran pegunungan bermula dengan gunung Himalaya di Cina, yang berlanjut dengan gunung Taurus di selatan Turki, dan kemudian naik ke atas hingga jajaran pegunungan Alpina di Eropa. Jajaran pegunungan Atlantik dan Samudera Pasifik juga memiliki fungsi yang sama.
Sebagaimana seluk-beluk dan bagian bumi yang lain, apa yang ada pada gunung merupakan bagian dari kekuatan, kehebatan dan kesempurnaan ciptaan Allah. Allah telah menciptakan bumi beserta seluruh seluk-beluknya dengan sempurna sebagai tempat hidup kita.
Setelah mengetahui sejumlah hal yang mengagumkan ini, manusia sepatutnya sadar dan mengakui bahwa hal terpenting dalam hidupnya adalah kewajiban untuk mengabdi kepada Allah, dan beramal untuk tujuan yang satu ini. Sebab, manusia senantiasa bergantung pada nikmat Allah yang tak terhingga, sedangkan Allah, Dia Mahakaya dan tidak memerlukan sesuatu pun. Inilah kebenaran terpenting yang hendaknya didapatkan dan dipahami oleh manusia di balik dahsyatnya kekuatan alam, sebagaimana yang ada pada gunung.


sumber : http://www.insight-magazine.com/indo/edisi_1.html#4